Cermin & Sejarah Cermin
CERMIN & SEJARAH CERMIN
Cermin
Cermin merupakan suatu alat
yang mampu memantulkan hampir semua cahaya yang datang padanya. Cermin
adalah kaca bening yang salah satu permukaannya dilapisi raksa (amalgam perak)
sehingga dapat memantulkan cahaya yang diterimanya. Cermin dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :
1) cermin datar,
1) cermin datar,
2) cermin sferis.
Cermin sferis dibagi menjadi dua, yaitu
1) cermin cekung, dan
2) cermin cembung.
Banyak benda-benda
lain di alam sekitar yang dapat memantulkan cahaya, seperti air di kolam dan
benda-benda yang terbuat dari logam mengilat seperti emas, perak, dan perunggu,
tembaga, kuningan, stainless. Pemantulan pada suatu permukaan benda memiliki
dua jenis sinar, yaitu sinar datang dan sinar pantul. Kedua sinar tersebut
membentuk sudut pantul dengan besar tertentu.
Sejarah Cermin
Cermin
yang dibuat paling awal adalah kepingan batu mengkilap seperti obsidian, sebuah
kaca volkanik yang terbentuk secara alami. Cermin obsidian yang ditemukan di Anatolia (kini
Turki), berumur sekitar 6000 SM. Cermin batu mengkilap dari Amerika tengah dan
selatan berumur sekitar 2000 SM. Cermin
dari tembaga yang mengkilap telah dibuat di Mesopotamia pada
4000 SM dan di Mesir purba pada 3000 SM. Di
China, cermin dari perunggu dibuat pada 2000 SM.
Cermin kaca berlapis logam diciptakan
di sidon (kini
Lebanon) pada abad pertama M, dan
cermin kaca dengan sandaran dari daun emas disebutkan oleh seorang pengarang
dari Romawi bernama Pliny dalam buku Natural
History miliknya, yang
dikarang sekitar tahun 77 M. Orang
Romawi juga mengembangkan teknik menciptakan cermin yang kasar dari kaca hembus
yang dilapisi dengan timah yang dilelehkan.
Cermin
parabola pantul pertama kali dideskripsikan oleh fisikawan dari Arab bernama
Ibn Sahl pada abad 10.
Ibn al-Haytham mendiskusikan cermin cembung dan cekung dalam geometri bola dan tabung, melakukan
beberapa percobaan dengan cermin, dan menyelesaikan permasalahan menemukan
titik di sebuah cermin cembung dimana sinar yang datang dari satu titik
dipantulkan ke titik yang lain, pada
abad 11, cermin kaca yang jernih diproduksi di Al-Andalus.
Pada
awal Abad Renaisans, orang Eropa menyempurnakan metode
melapisi kaca dengan amalgam timah-raksa. Baik tanggal serta lokasi penemuan
itu masih belum diketahui, tapi pada abad ke-16, Venesia, sebuah kota yang terkenal dengan keahilan membuat kaca, menjadi pusat produksi
cermin dengan mempergunakan teknik ini. Cermin kaca dari periode itu dulunya
merupakan barang mewah yang amat mahal.
Justus Liebig menemukan
cermin kaca pantul pada tahun 1835. Prosesnya melibatkan pengendapan lapisan
perak metalik ke kaca melalui reduksi kimia perak nitrat. Proses melapisi kaca
dengan substansi bersifat reflektif (silvering) ini diadaptasi untuk
memproduksi cermin secara massal. Saat ini, cermin sering diproduksi dengan
pengendapan vakumnya aluminium (atau kadang-kadang perak) langsung ke substrat
kaca.
Cermin dapat
dikelompokan dalam 2 jenis :
·
Cermin Datar
·
Cermin Lengkung
Cermin datar
adalah cermin yang permukaannya datar (Gambar 1.5a), sedangkan cermin lengkung
merupakan cermin yang permukaannya melengkung. Cermin lengkung ada yang
permukaan mengkilapnya di luar kurva (dinamakan cermin cembung) atau permukaan
di dalam kurva (dinamakan cermin cekung).
Kecembungan dan
kecekungan cermin ini bermacam-macam, ada yang seperti permukaan elips (Gambar
1.5d-e), permukaan parbola atau hiperbola (Gambar 1.5b-c) atau permukaan bola
(Gambar 1.5f-g).
0 Response to "Cermin & Sejarah Cermin"
Post a Comment